“Narkoba Naik, Malang Dominasi Sabu”


Direktorat Narkoba Polda Jatim tak hanya panen pabrik narkoba dan miras saja, tetapi juga panen kasus narkoba. Berdasar evaluasi pada Januari-Maret 2009, angka kasus narkoba meningkat dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Dari data yang dimiliki Polda Jatim menunjukkan, selama Januari-Maret 2009 tercatat 764 kasus dengan jumlah tersangka mancapai 1.001 orang. Angka ini naik drastis dibanding kuartal pertama 2008,  yang hanya 685 kasus dengan melibatkan 858 tersangka
‘’Jatim, khususnya Surabaya, menjadi pasar potensial bagi peredaran gelap narkoba. Surabaya menjadi tempat pemberhentian terakhir jalur narkoba Cina maupun dari Taiwan,’’ kata Kombes Pol. Erwin Azar Siregar, Dirnarkob Polda Jatim di Mapolda Jatim, kemarin siang.
 wilayah Surabaya atau Malang masih didominasi kasus narkoba kelas menengah-atas, seperti sabu-sabu, ekstasi atau heroin. Ketika ditanya kenapa kasus narkoba masih tinggi? Erwin menyebut, setidaknya ada beberapa faktor, salah satunya masih banyaknya produsen narkoba di Jatim. ‘’Meski berkali-kali digrebek, tapi kami mensinyalir produsen narkoba di sini masih banyak,’’ ujarnya
Dikatakan dia, saat ini produsen narkoba di Jatim kebanyakan didominasi home industry. Keberadaannya juga mulai merata di berbagai kota di wilayah Jatim. Produsen biasanya memilih home industry karena meski berkali-kali diungkap petugas, produksinya tidak akan terganggu. Tuesday, 12 May 2009
Naluri saya kian bersinar menapaki dunia Narkoba, lewat informasi dari teman, teman, teman, dan teman. ‘Bambang’ (bandar sabu) saya dapat nama, keraguan dalam benak saya bisa menemui orang ini, maukah dia menerima saya!! Dan berkenankah memberi informasi  buat saya?
15 mei 2009  di tempat bambang bekerja sampingan dia (Bambang), yang beralamat di Jl. I.R. Rais 14, sebuah home industri pembuatan patung, disebelah gubuk (gazibu) didepan rumah tempat dia bekerja yang ditemani oleh 7 orang pekerja. Dengan rambut panjang yang hampir menutupi wajahnya sangat nampak seperti seorang seniman dibandingkan bandar sabu-sabu, berkacamata dan berwajah lugu. Sembari menyemprotkan cat pada patungnya dia menyapa saya yang berada di sampingnya. “ ada yang bisa saya bantu “.
Setelah hampir 3 jam saya bersusah payah mengorek informasi dari dia, akhirnya dia mau memberitahukan bahwa dia memperoleh barang tersebut (sabu-sabu) dari tetangganya yang tidak disebutkan namanya yang bekerja di Jakarta untuk di edarkan kepada pengedar-pengedar maupun pemakai sabu-sabu secara langsung yang dia telah kenal baik.
Seperti layaknya Andik, Bayu, dan Suyit, ternyata Jaringan Narkoba memang sangat rumit dan tidak semua orang dapat masuk atau menelusuri jaringan tersebut tanpa kenal baik dengan mereka.
Narkoba memang selalu ada dan takkan pernah habis dalam kehidupan ini, dari pernyataan-pernyataan yang saya dapatkan langsung dari narasumber tersebut diatas, Narkoba seperti rumput ilalang yang bisa tumbuh di mana dan kapan saja. Memberantas dan mencegah peredaran Narkoba hanya salah satu usaha Pemerintah saja. Nyatanya Narkoba terus beredar dimana-mana, yang selalu melintas dan membayangi hidup kita. Semua tergantung bagaimana kita melangkahkan diri ke jalan yang benar atau terjerumus ke dalam lubang yang sangat dalam.